Pengkhianatan,, katakan no,,,,
Kita masih bisa tahan seandainya
ditipu dan diperlakukan secara licik oleh musuh. Kita masih bisa sabar dengan
berita miring tentang kita akibat iri hati dan fitnah. Kita masih bisa
tersenyum seandainya harus berhadapan dengan si gunung berapi yang meledak
dalam kemarahan tanpa alasan. Meski jengkel, kita masih bisa menahan diri
dengan perlakuan tidak adil yang kita terima. Kita masih bisa bersabar dengan
semuanya itu. Namun soal pengkhianatan atau pemberontakan yang dilakukan oleh
orang yang begitu dekat dengan kita? Ini hal yang paling menyakitkan!
Bisa membayangkan seandainya orang
yang kita percayai, atau orang yang sudah begitu dekat dengan kita melakukan
pengkhianatan yang berujung pada pemberontakan? Sakit, itu pasti. Rasa kecewa,
tak bisa disangkal lagi. Geram, yah... itu perasaan yang bisa dimaklumi. Memang
tidak ada yang lebih menyebalkan selain pengkhianatan dan pemberontakan.
Mengapa? Karena pengkhianatan dan pemberontakan selalu dilakukan oleh orang
yang dekat dengan kita.
Tanyakan kepada Simson yang cintanya
dikhianati Delila.
Tanyakan kepada Yusuf yang dikhianati oleh saudara-saudaranya.
Tanyakan kepada Uzia, yang dikhianati oleh Daud, rajanya sendiri. Pengkhianatan demi menutupi skandalnya dengan Batsyeba.
Tanyakan kepada Daud yang dikhianati oleh Absalom, anaknya sendiri.
Tanyakan kepada Yesus yang dikhianati oleh Yudas dengan ciuman.
Tanyakan kepada Yusuf yang dikhianati oleh saudara-saudaranya.
Tanyakan kepada Uzia, yang dikhianati oleh Daud, rajanya sendiri. Pengkhianatan demi menutupi skandalnya dengan Batsyeba.
Tanyakan kepada Daud yang dikhianati oleh Absalom, anaknya sendiri.
Tanyakan kepada Yesus yang dikhianati oleh Yudas dengan ciuman.
Tak ada yang menyangkal bahwa
pengkhianatan meninggalkan sakit dan luka yang mendalam. Kita pernah
mengalaminya, dan sampai sekarang luka itu belum mengering. Tak bisa
dipungkiri, bahwa terkadang terbersit sebuah keinginan untuk melakukan aksi
balas. Biar impas dan setimpal dengan luka yang kita rasa. Rasanya kita perlu
belajar dari Yesus soal mengatasi pengkhianatan ini. Tidak ada obat yang lebih
mujarab untuk mengatasi luka akibat pengkhianatan selain kasih. Bukankah kita
tahu bahwa Yesus sudah mengampuni pengkhianatan Yudas bahkan jauh sebelum murid
yang satu ini menjual Dia? Kalau sampai hari ini luka hati kita masih menganga
akibat pengkhianatan, tak ada pilihan lain kecuali kita mau mengasihi dan
melepaskan pengampunan bagi orang yang telah mengkhianati kita. Kasih adalah
jawaban.
Lepaskan pengampunan bagi orang yang
telah mengkhianati kita.
By : Deastri (dee-dee)